Jumat, 11 Desember 2015

Sejarah GKJW TG Perak Surabaya








SEJARAH GREJA KRISTEN JAWI WETAN
JEMAAT TANJUNG PERAK

Tempat dan Kedudukan
·       Nama                  : Greja Kristen Jawi Wetan 
                             Pasamuwan Tanjung Perak
·       Kedudukan        : Kelurahan Perak Barat
  Kecamatan Krembangan
  Kota Surabaya
  Provinsi Jawa Timur
·       Alamat               : Jl. Tanjung Sadari no 80
  Surabaya
·       Telepon              : ( 031 ) 3541856

SEJARAH SINGKAT GKJW TANJUNG PERAK
1.  Gkjw Jemaat ( Pasamuwan) Tanjung Perak yang beralamat di Jlan Tanung Sadari no 80 Surabaya, pada awalnya adalah bagian dari wilayah Pelayanan GKJW Surabaya yang berada di  daeah Jl.Darmahusad Gubeng Surabaya.
2.  Warga GKJW Gubeng/GKJW Surabaya yang berdomisili di wilayah  Surabaya Utara, yakni disekitar KarangTembuk, Ujung,Komlpeks Jalan Teluk,Tanjung dan Ikan-ikan , sampai didaerah Jalan Demak, merasa banyak hambatan untuk selalu dan senantiasa mengikuti kegiatan peribadatan ataupun pelayanan di GKJW Gubng, karena factor jarak. Disamping itu fasilitas kendaraan pribadi masih terbatas, kendaraan bermotor yang dipakai oleh warga jimlahnya tidak seberapa. Paling-paling yang ada hanya sepeda. Kendaraam angkutan umum juga terbatas, yang ada trem listik dengan route terbatas.
3.  Guna meningkatkan pelayaan pembinaan iman Kristen, serta meningkatkan peran warga dalm tugas pelayanan, timbullah ide untuk membentuk persekutuan warga GKJW Gubeng yang  dalam wilauah pelayanan.
4.  Wilayah pelayanan GKJW ( Dulu GKDW), terdiri atas 9 wilayah yang masing-masing disebut BLOK. Untuk wilauah Surabaya Utara disebut sebagai Blok 1 Tanjung Perak. Sedang Daerah sawahan dan sekitarnya di sebut blok 2, dan seterusnya. Yang terakhir adalah blok 9 untuk warga GKJW wilayah Selatan yaitu Wonokroma dan sekitarnya.
5.  Demikianlah mulai saat itu, warga GKDW Blok 1 Tanjung Perak mulai mengorganisir diri. Membentuk organisasi pelayanan Jemaat dibawah koordinasi dari GKJW Gubeng selaku Induk Organisasi.
6.  Salah satu bentuk pelayanan atau pembinaan adalah Kebaktian Minggu, baik Kebaktian Dewasa atau Kebaktian anak-anak. Karena belum memiliki tempat Ibadah permanen, maka tempat ibadah dilaksanakan secara berpindah-pindah menggunakan fasilitas-fasilitas yang sifatnya pinjam pakai.
7.  Tempat-tempat ibadah yang dapat dicatat antara lain Sekolah Rakyat BPK Pesapen Balokan, Gedung Sekolah SMP VII Jl Colombo ( sekarang Jl. Tanjung Sadari, kemudian pindah ke rumah Bapak Mangunhardoyo  Jl.Perak Barat 139, dan setelah itu untuk ibadah Minggu pinjam pakai  Gedung Gereja Tabernakel Jl Johor dan yang terakhir adalah beribadah di Gedung Gereja sendiri yakni di Jl.Tanjung Sadari 80 sampai sekarang.
8.  Dalam masa-masa sebelum memiliki Gedung Geraja sendiri , kegiatan pembinaan Iman dan pelayanan  yang dilaksanakan oleh Jemaat GKJW Tanjung perak, selain melaksanaaan Kebaktian Minggu, juga pelaksanaan Kebaktian Anak-anak, kegiatan Persekutuan doa baik intern warga Blok 1 Tanjung Perak maupun Kegiatan-kegiatan Oikumene , serta kegiatan bersama Gereja Induk, yakni GKJW Gubeng.
A.Perjalanan Sejarah
1.  Sebenarnya, kurang rinci sejak kapan adanya sebutan atau GKJW Blok 1 Tanjung Perak Sumber-sumber sejarah belum tergali secxara otentik.
2.  Namun bebertapa catatan, ekstitensi Langkah gerak warga GKJW si wilayah Suragaya Utara, sudah ada sejak tahun 1955. Langkah gerak pelayanan atau pembinaan persekutuan warga, dirupakan dalam bentuk Kebaktian Persekutuan Doa yang dilaksanakan di Gedung Sekolah Rakyat ( SR ) BPK di Pesapen Balokan.
3.  Kebaktian Persekutuan Doa ini terlaksana sampai dengan tahun 1957. Kemudian pada periode 1957 sampai 1960, banyak pengurus ataupun pendiri Kegiatan Kebaktian Persekutuan doa ini  yang pindah domisili, keluar daerah. Pelayanan dan pelaksanaan Kebaktian  menjadi terhambat, karena kehilangan beberapa pngurus.
4.  Kekosongan pelayanan ini  dapat dimengerti mengingat pelayanan langsung yang diharapkan langsung dari GKJW Gubeng terkendala dengan sulitnya transportasi serta terbatasnya tenaga pelayanan
5.  Tahun-tahun 1957 sampai dengan 1960, kehidupan persekutuan warga GKJW Surabaya Utara atau Tanjung Perak mengalami sedikit kemunduran. Tetapi sebagian warga tetap eksis sebagai warga GKJW, meskipun untuk Kebaktian Minggu banyak yang berbakti di GPIB Pniel atau GPIB Bahtera Hayat. Dapat diibaratkan, masa-masa itu kehidupan Persekutuan warga GKJW Tg Perak, seperti pepatah : bagai kerakap tumbuh dibatu, hidup segan mati tak mau.
6.  Beruntunglah masih ada warga GKJW yang setia dengan panggilan pelayanan. Mereka rindu untuk melayani dan rindu untuk bersekutu dan memuliakan Tuhan. Mereka setia menaikkan doa dan permohonan agar Tuhan membuka jalan agar warga GKJW Tanjung Perak dapat beribadah bersama-sama lagi
7.  Penantian itu tidak sia-sia. Tuhan membuka jalan dan mengutus anak-anakNya untuk mencari tempat untuk Kebaktian. Tuhan menggerakkan hati Kepala Sekolah SMP VII  di jalan Kolombo, yang memberi kesempatan kepada warga GKJW Tanjung Perak untuk menggunakan Gedung Sekolah SMP VII untuk tempat Ibadah,
8.  Kegiatan peribadatan di Kompleks SMP VII Kolombo, berjalan sampai dengan tahun 1962. Pada Tahun itu, Kepala Sekolah SMP VII yang menjadi inisiator penggunaan  Ruang SMP VII memasuki purna tugas. Dengan demikian karena pergantian pejabat SMP VII, dan demi kesinambungan kegiatan Persekutuan jemaat GKJW TG Perak, maka tempat Kebaktian di SMP VII dipindahkan ke kediaman Bapak Mangoen Hardoyo  seorang tokoh GKJW Tg Perak di Jalan Perak Barat 139
9.  Dengan makin berkembangnya jumlah warga GKJW Tg Perak dirasa perlu untuk mencari tempat ibadah yang lebih luas yang dapt menampung pertambahan warga Jemaat. Maka dengan usaha para pengurus Blok 1 dengan didukung segenap warga Jemaat GKJW Tg Perak, serta budi baik Pendeta In Yuwono selaku gembala Sidang Gereja Pantekosta di Jl Johor , diperoleh tempat kebaktian dengan system pinjam pakai di Gedung Gereja Pantekosta Tabernakel yang berlokasi di Jalan Johor Surabaya Utara.
10.    Kebaktian Minggu dilaksanakan secara bergantian dengan Sidang jemaat Pantekosta pada pagi hari, dan warga GKJW Perak memperoleh kesempatan berbakti pada siang hari, antara jam 11.00 – 12.00.
11.     Kegiatan pelaksanaan Kebaktin Minggu di Gereja Pantekosta Tabernkel berlanjut sampai dengan tahun 1972 dengan segala macam suka dan dukanya. Suka yang membawa tawa dan duka yang membuat tetesan airmata.
12.     Tidak berpuas diri dengan tersedianya Tempat kebaktian, warga GKJW Tg Perak mulai berfikir dan berangan-angan mempunyai gedung Gereja Sendiri agar kegiatan pelayanan dan pembinaan iman dan persekutuan warga jemaat dapat lebih berkembang. Dengan semangat kebersamaan dan dalam  nuansa “ sengkuyung sinengkuyung”, warga Jemaat membawa angan-angannya kedalam doa kepada Tuhan agar Tuhan boleh membuka jalan agar GKJW Tg Perak dapat memiliki  Gedung Gereja  sendiri.
13.     Bukan warga GKJW Tg perak bila dalam mewujudkan angan-angannya hanya dalam doa saja. Namun dalam doa itu diiringi dengan karya nyata .Sejak awal tahun 1969  Pengurus Gereja berusaha mamperoleh sebidang tanah kepada Badan Penguasa Pelabuhan Tanjung Perak untuk mendirikan Geraja.
14.     Doa dan karya Warga jemaat GKJW Tg Perak dilihat Tuhan sebagai sesuatu yang baik dan berkenan di hadirat Tuhan. Tuhan menggerakkan pejabat di BPP Tanjung Perak untuk memberikan tanah di Jalan Tanjung Sadari . Pada awalnya seluas 2026 m2. Namun karena pihak Pelabuhan Tg perak memerlukan tanah untuk membangun Rumah Dinas Instansi BPP Tg Perak , maka luas tanah yang diberikan kepada GKJW Tg Perak berubah  menjadi sekitar 1423 m2.
15.     Tanggal 1 Juni  1969, jam 16.00 dilaksanakan Kebaktian peletakan Batu Pertama yang dipimpin oleh Pdt May ( T ) Hadi Poernomo, sebagai awal dimulainya pembangunan Gedung Gereja GKJW Tanjung Perak
16.     Sejak tanggal itulah hari-hari selanjutnya terlalui dengan segala macam kegiatan fisik pembangunan Gedung Gereja dalam semangat dan nuansa persekutuan yang erat diantara sesama warga . Pada  tanggal 30 Juni 1972 dimana dengan nafas kerelaan dan keikhlasan , gedung yang belum selesai tuntas pembangunannya itu  mulai digunakan untuk kebaktian Minggu pertama kalinya.
17.    Demikianlah secuil kisah Perjalanjan Greja Kristen Jawi Wetan Jemaat Tanjung Perak sampai kurun waktu tahun 1972. Dalam perjalanan musafirnya, GKJW Tg perak akhirnya menemukan Bandar tempat untuk berteduh di Jalan Tanjung Sadari 80. Disitulah GKJW Tanjung Perak menemukan rest area untuk melanjutkan perjalanan musafirnya ke perhentian yang kekal abadi bersama Tuhan.
18.    Tanjung Sadari 80 memang bukan perhentian terakhir. Bahkan boleh dikatakan , disitulah justru awal perjalanan Jemaat GKJW dalam mengarungi ombak dan gelombang kehidupan kebersamaan ini . Dari situlah awal perjalanan Jemaat GKJW Tanjung Perak melewati belukar dan onak duri  demi visi dan misi yang diemban  yakni mewujudkan Greja Kristen Jawi Wetan yang mandiri dan mempunyai ari bagi semua dan sesama ciptaanNya.
19.    Cukilan sejarah tidak berhenti disini. Masih ada episode-episode yang belum terakomodir dan terlewati. Dan seiring dengan bergulirnya sang Waktu, rangkaian sejarah GKJW Tanjung Perak  yang berkesinambungan  akan terus tertulis oleh generasi demi generasi.
20.    Semoga berguna dan selamat Berulang Tahun ke 40 GKJW Jemaat Tanjung Perak. Damai Tuhan beserta kita. Shalom

Yogyakarta
01 Desember 2015


       


PADA MULANYA



Pada mulanya, tanpa direncanakan, saya hadir pada acara bedah buku sejarah GKJW Tg Perak pada bulan September/Oktober 2015 fi GKJW tanjung Perak.
Tanpa disengaja memangnya, karena saat itu saya dengan isteri mengikuti acara pindahan rumah di Sidoarjo. Kebetulan anak saya punya waktu mengantar saya ke Tg Sadari 80 yang saat itu lagi mengadakan acara Bedah atau tepatnya konsepb uku Sejarah GKJW Tg Perak.
Acara yabf dihadiri beberap tokoh senior GKJW Tg Perak, antara lain Bapak Yatno, Iu Ing Wibisono, Pdt Budyanto dan tokoh-tokoh lain yang saya lupa mengenali wajahnya. Maklumlah kurun waktu 30 tahun berpisah, banyak perubahan dalam wajah beliau.
Beruntung beliau-beliau rela mengingatkan saya siapa sebenarnya beliau. Sehingga saya tidak lagi menjadi orang asing pada perjumpaan itu.
Acara demi acara nerlangsung cukup akrap. Dalam acara itu, banyak kisah atau kesaksian dari beberapa tokoh senior seputar “ GKJW Tg Perak Jaman Dahulu Kala “.
Memang banyak yang terlupakan karena dapat dimaklumi bahwa Processor unit masing-masing telah memasuki masa eror. Dengan saling menngisi, sedikit demi sedikit  ingatan masa lalu itu kembali meski tidak sempurna.
Membaca buku “ Sejarah GKJW Tanjung Perak Surabaya” yang disusun oleh Panitia Lustrum 8 GKJW Tg Perak, memang masih perlu disempurnakan dan dilangkapi. Saya ingin menambah kisah-kisah yang tercecer dari Jalannya Sejarah GKJW Tg Perak sedikit demi sedikit, agar dapat menambah untaian kisah-kisah perjalanan sejarah GKJW Tg Perak sampai kurun waktu tahun 1989-an. Kurun waktu dimana saya menjadi bagian dari pelaku sejarah GKJW Tg Perak, bersama teman-teman Pemuda  GKJW yang lain.
Untuk itulah blog ini saya buat dengan harapan teman-teman pelaku sejarah lain dapat dan berkenan menambah dan menyempurnakannya, agar mata rantai sejarah dapat tersambung kembali. Paling tidah dapat untuk menambah wawasan generasi selanjutnya sebagai bahan acuan menyusun masa depan GKJW Tanjung Perak.
Semoga
Sleman Yogyakarta
Awal desember 2015