Tempat dan Kedudukan
· Nama : Greja Kristen Jawi
Wetan
Pasamuwan Tanjung Perak
· Kedudukan : Kelurahan Perak Barat
Kecamatan Krembangan
Kota Surabaya
Provinsi Jawa Timur
· Alamat : Jl. Tanjung Sadari no 80
Surabaya
· Telepon : ( 031 ) 3541856
SEJARAH
SINGKAT GKJW TANJUNG PERAK
1. Gkjw Jemaat
( Pasamuwan) Tanjung Perak yang beralamat di Jlan Tanung Sadari no 80 Surabaya,
pada awalnya adalah bagian dari wilayah Pelayanan GKJW Surabaya yang berada
di daeah Jl.Darmahusad Gubeng Surabaya.
2. Warga GKJW
Gubeng/GKJW Surabaya yang berdomisili di wilayah Surabaya Utara, yakni disekitar KarangTembuk,
Ujung,Komlpeks Jalan Teluk,Tanjung dan Ikan-ikan , sampai didaerah Jalan Demak,
merasa banyak hambatan untuk selalu dan senantiasa mengikuti kegiatan
peribadatan ataupun pelayanan di GKJW Gubng, karena factor jarak. Disamping itu
fasilitas kendaraan pribadi masih terbatas, kendaraan bermotor yang dipakai
oleh warga jimlahnya tidak seberapa. Paling-paling yang ada hanya sepeda.
Kendaraam angkutan umum juga terbatas, yang ada trem listik dengan route
terbatas.
3. Guna
meningkatkan pelayaan pembinaan iman Kristen, serta meningkatkan peran warga
dalm tugas pelayanan, timbullah ide untuk membentuk persekutuan warga GKJW
Gubeng yang dalam wilauah pelayanan.
4. Wilayah
pelayanan GKJW ( Dulu GKDW), terdiri atas 9 wilayah yang masing-masing disebut
BLOK. Untuk wilauah Surabaya Utara disebut sebagai Blok 1 Tanjung Perak. Sedang
Daerah sawahan dan sekitarnya di sebut blok 2, dan seterusnya. Yang terakhir
adalah blok 9 untuk warga GKJW wilayah Selatan yaitu Wonokroma dan sekitarnya.
5. Demikianlah
mulai saat itu, warga GKDW Blok 1 Tanjung Perak mulai mengorganisir diri.
Membentuk organisasi pelayanan Jemaat dibawah koordinasi dari GKJW Gubeng
selaku Induk Organisasi.
6. Salah satu
bentuk pelayanan atau pembinaan adalah Kebaktian Minggu, baik Kebaktian Dewasa
atau Kebaktian anak-anak. Karena belum memiliki tempat Ibadah permanen, maka
tempat ibadah dilaksanakan secara berpindah-pindah menggunakan
fasilitas-fasilitas yang sifatnya pinjam pakai.
7. Tempat-tempat
ibadah yang dapat dicatat antara lain Sekolah Rakyat BPK Pesapen Balokan,
Gedung Sekolah SMP VII Jl Colombo ( sekarang Jl. Tanjung Sadari, kemudian pindah
ke rumah Bapak Mangunhardoyo Jl.Perak
Barat 139, dan setelah itu untuk ibadah Minggu pinjam pakai Gedung Gereja Tabernakel Jl Johor dan yang
terakhir adalah beribadah di Gedung Gereja sendiri yakni di Jl.Tanjung Sadari
80 sampai sekarang.
8. Dalam
masa-masa sebelum memiliki Gedung Geraja sendiri , kegiatan pembinaan Iman dan
pelayanan yang dilaksanakan oleh Jemaat GKJW Tanjung perak, selain melaksanaaan
Kebaktian Minggu, juga pelaksanaan Kebaktian Anak-anak, kegiatan Persekutuan
doa baik intern warga Blok 1 Tanjung Perak maupun Kegiatan-kegiatan Oikumene ,
serta kegiatan bersama Gereja Induk, yakni GKJW Gubeng.
A.Perjalanan
Sejarah
1. Sebenarnya,
kurang rinci sejak kapan adanya sebutan atau GKJW Blok 1 Tanjung Perak
Sumber-sumber sejarah belum tergali secxara otentik.
2. Namun
bebertapa catatan, ekstitensi Langkah gerak warga GKJW si wilayah Suragaya
Utara, sudah ada sejak tahun 1955. Langkah gerak pelayanan atau pembinaan
persekutuan warga, dirupakan dalam bentuk Kebaktian Persekutuan Doa yang
dilaksanakan di Gedung Sekolah Rakyat ( SR ) BPK di Pesapen Balokan.
3. Kebaktian
Persekutuan Doa ini terlaksana sampai dengan tahun 1957. Kemudian pada periode
1957 sampai 1960, banyak pengurus ataupun pendiri Kegiatan Kebaktian
Persekutuan doa ini yang pindah domisili,
keluar daerah. Pelayanan dan pelaksanaan Kebaktian menjadi terhambat, karena kehilangan beberapa
pngurus.
4. Kekosongan
pelayanan ini dapat dimengerti mengingat
pelayanan langsung yang diharapkan langsung dari GKJW Gubeng terkendala dengan sulitnya transportasi
serta terbatasnya tenaga pelayanan
5. Tahun-tahun
1957 sampai dengan 1960, kehidupan persekutuan warga GKJW Surabaya Utara atau
Tanjung Perak mengalami sedikit kemunduran. Tetapi sebagian warga tetap eksis
sebagai warga GKJW, meskipun untuk Kebaktian Minggu banyak yang berbakti di
GPIB Pniel atau GPIB Bahtera Hayat. Dapat diibaratkan, masa-masa itu kehidupan
Persekutuan warga GKJW Tg Perak, seperti pepatah : bagai kerakap tumbuh dibatu,
hidup segan mati tak mau.
6. Beruntunglah
masih ada warga GKJW yang setia dengan panggilan pelayanan. Mereka rindu untuk
melayani dan rindu untuk bersekutu dan memuliakan Tuhan. Mereka setia menaikkan
doa dan permohonan agar Tuhan membuka jalan agar warga GKJW Tanjung Perak dapat
beribadah bersama-sama lagi
7. Penantian
itu tidak sia-sia. Tuhan membuka jalan dan mengutus anak-anakNya untuk mencari
tempat untuk Kebaktian. Tuhan menggerakkan hati Kepala Sekolah SMP VII di jalan Kolombo, yang memberi kesempatan kepada warga GKJW Tanjung
Perak untuk menggunakan Gedung Sekolah SMP VII untuk tempat Ibadah,
8. Kegiatan
peribadatan di Kompleks SMP VII Kolombo, berjalan sampai dengan tahun 1962. Pada
Tahun itu, Kepala Sekolah SMP VII yang menjadi inisiator penggunaan Ruang SMP VII memasuki purna tugas. Dengan
demikian karena pergantian pejabat SMP VII, dan demi kesinambungan kegiatan
Persekutuan jemaat GKJW TG Perak, maka tempat Kebaktian di SMP VII dipindahkan
ke kediaman Bapak Mangoen Hardoyo seorang
tokoh GKJW Tg Perak di Jalan Perak Barat 139
9. Dengan
makin berkembangnya jumlah warga GKJW Tg Perak dirasa perlu untuk mencari
tempat ibadah yang lebih luas yang dapt menampung pertambahan warga Jemaat.
Maka dengan usaha para pengurus Blok 1 dengan didukung segenap warga Jemaat
GKJW Tg Perak, serta budi baik Pendeta In Yuwono selaku gembala Sidang Gereja Pantekosta di Jl Johor ,
diperoleh tempat kebaktian dengan system pinjam pakai di Gedung Gereja
Pantekosta Tabernakel yang berlokasi di Jalan Johor Surabaya Utara.
10. Kebaktian
Minggu dilaksanakan secara bergantian dengan Sidang jemaat Pantekosta pada pagi
hari, dan warga GKJW Perak memperoleh kesempatan berbakti pada siang hari,
antara jam 11.00 – 12.00.
11. Kegiatan
pelaksanaan Kebaktin Minggu di Gereja Pantekosta Tabernkel berlanjut sampai
dengan tahun 1972 dengan segala macam suka dan dukanya. Suka yang membawa tawa
dan duka yang membuat tetesan airmata.
12. Tidak
berpuas diri dengan tersedianya Tempat kebaktian, warga GKJW Tg Perak mulai
berfikir dan berangan-angan mempunyai gedung Gereja Sendiri agar kegiatan
pelayanan dan pembinaan iman dan persekutuan warga jemaat dapat lebih
berkembang. Dengan semangat kebersamaan dan dalam nuansa “ sengkuyung sinengkuyung”, warga
Jemaat membawa angan-angannya kedalam doa kepada Tuhan agar Tuhan boleh membuka
jalan agar GKJW Tg Perak dapat memiliki
Gedung Gereja sendiri.
13. Bukan warga
GKJW Tg perak bila dalam mewujudkan angan-angannya hanya dalam doa saja. Namun
dalam doa itu diiringi dengan karya nyata .Sejak awal tahun 1969 Pengurus Gereja berusaha mamperoleh sebidang
tanah kepada Badan Penguasa Pelabuhan Tanjung Perak untuk mendirikan Geraja.
14. Doa dan
karya Warga jemaat GKJW Tg Perak dilihat Tuhan sebagai sesuatu yang baik dan
berkenan di hadirat Tuhan. Tuhan menggerakkan pejabat di BPP Tanjung Perak untuk
memberikan tanah di Jalan Tanjung Sadari . Pada awalnya seluas 2026 m2. Namun
karena pihak Pelabuhan Tg perak memerlukan tanah untuk membangun Rumah Dinas Instansi BPP Tg Perak ,
maka luas tanah yang diberikan kepada GKJW Tg Perak berubah menjadi sekitar 1423 m2.
15. Tanggal 1 Juni 1969, jam 16.00 dilaksanakan Kebaktian
peletakan Batu Pertama yang dipimpin oleh Pdt May ( T ) Hadi Poernomo, sebagai
awal dimulainya pembangunan Gedung Gereja GKJW Tanjung Perak
16. Sejak
tanggal itulah hari-hari selanjutnya terlalui dengan segala macam kegiatan fisik
pembangunan Gedung Gereja dalam semangat dan nuansa persekutuan yang erat
diantara sesama warga . Pada tanggal 30 Juni 1972 dimana dengan nafas kerelaan
dan keikhlasan , gedung yang belum selesai tuntas pembangunannya itu mulai digunakan untuk kebaktian Minggu
pertama kalinya.
17. Demikianlah
secuil kisah Perjalanjan Greja Kristen Jawi Wetan Jemaat Tanjung Perak sampai
kurun waktu tahun 1972. Dalam perjalanan musafirnya, GKJW Tg perak akhirnya menemukan
Bandar tempat untuk berteduh di Jalan Tanjung Sadari 80. Disitulah GKJW Tanjung
Perak menemukan rest area untuk melanjutkan perjalanan musafirnya ke perhentian
yang kekal abadi bersama Tuhan.
18. Tanjung
Sadari 80 memang bukan perhentian terakhir. Bahkan boleh dikatakan , disitulah
justru awal perjalanan Jemaat GKJW dalam mengarungi ombak dan gelombang
kehidupan kebersamaan ini . Dari situlah awal perjalanan Jemaat GKJW Tanjung
Perak melewati belukar dan onak duri demi visi dan misi yang diemban yakni mewujudkan Greja Kristen Jawi Wetan yang
mandiri dan mempunyai ari bagi semua dan sesama ciptaanNya.
19. Cukilan
sejarah tidak berhenti disini. Masih ada episode-episode yang belum terakomodir dan
terlewati. Dan seiring dengan bergulirnya sang Waktu, rangkaian sejarah GKJW
Tanjung Perak yang berkesinambungan akan terus tertulis oleh generasi demi generasi.
20. Semoga
berguna dan selamat Berulang Tahun ke 40 GKJW Jemaat Tanjung Perak. Damai Tuhan
beserta kita. Shalom
Yogyakarta
01 Desember 2015